Selasa, 03 Februari 2009

Fungsi Ping


Ping adalah software untuk mengecek hubungan antara dua komputer atau lebih di internet atau yang terhubung di LAN (Local Area Network).
Ping dapat juga untuk mem-verifikasi bahwa alamat protokol internet tertentu ada dan dapat menerima permintaan-permintaan.
Ping digunakan untuk memastikan bahwa satu komputer yang sedang dituju sedang aktif dan memberikan respon balik.

Macam - Macam Ping
ping [web] -w
jumlah waktu (timeout) untuk menunggu respon dalam satuan milidetik.
contoh : ping www.google.com -w 2000
adalah menunggu respon selama 2 detik jika lewat 2 detik barulah paket data akan loss kan


ping [web] -n
jumlah permintaan echo yang dikirimkan
misalkan anda mengetik : ping www.google.com -n 5
maka jumlah echo yang dikirim kekita adalah sebanyak 5 echo


ping [web] -t
adalah pengepingan data secara terus menerus atau continuely


ping [web] -l
adalah jumlah pengiriman data dalam ukuran byte
contoh : ping www.google.com -l 100
maka jumlah besaran paket data yang dikirim adalah sebesar 100 byte

BaCaa TRRuUusSss

Jumat, 30 Januari 2009

Lampung

Sejarah dan Budaya lampung
Berdasar pada buku The History of Sumatra (dikutip dalam Lampost, "Asal-Usul Kata Lampung Menurut Sejarawan, 18-04-1994) karya The Secretary to the President and the Council of Port Marlborough (Bengkulu) William Marsdn F.R.S. tahun 1779, terungkap asal-usul penduduk asli Lampung. Dalam buku tersebut tertulis: "If you ask the Lampoon people of these part, where originally comme from they answere, from the hills, and point out an island place near the great lake whence, the oey, their forefather emigrated.... (Apabila tuan-tuan menanyakan kepada masyarakat Lampung tentang dari mana mereka berasal, mereka akan menjawab dari bukit dan akan menunjuk ke suatu tempat dekat danau yang besar....),"
kata William.
Dari tulisan ini bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud danau tersebut ialah Danau Ranau. Sedangkan bukit yang berada dekat danau bisa Bukit/Gunung Pesagi, Sebagaimana juga ditulis Zawawi Kamil (Menggali Babad & Sedjarah Lampung, tidak dipublikasi): Disebutkan dalam sajak dialek Komering/Minanga: Adat lembaga sai ti pakai sa - Buasal jak Lemasa Kapampang - di kukut Gunung Dempo - Sajaman rik Tanoh Pagaruyung - Pemerintah Bunda Kandung.
Cakak di Gunung Pesagi - Rogoh di Sakala Berak - Sangun Kok Turun Temurun - Jak ninik Muyang Paija. Cambai Urai ti usung - Dilom adat Pusako, kira-kira berarti: Adat lembaga yang dipakai ini - berasal dari lemasa Kapampang (nangka bercabang) - di kaki Gunung Dempo - sezaman dengan tanah Pagaruyung - Pemerintah Bunda Kandung. - Naik di Gunung Pesagi - turun di Sakala Berak - Memang sudah turun temurun - dari nenek moyang dahulu.
Sirih pinang dibawa - di dalam adat pusaka. Kalau tidak pandai tindih susun (tata tertib) - tanda tidak berbangsa. Menurut pendapat beliau: Belum dapat dipastikan pada tahun berapa, di kaki Gunung dempo telah lahir kerajaan bernama Lamasa Kapampang mempunyai budaya tinggi di kala itu, pemerintahannya telah teratur berdasar hukum adat untuk mengatur kehidupan rakyatnya.
Tidak diketahui dengan pasti, apa penyebab rakyat Lamasa Kapampang meninggalkan daerah mereka, apa karena adanya bencana alam/desakan rakyat pendatang atau perebutan kekuasaan di kalangan mereka yang berkuasa sehingga timbul dua golongan yang masing-masing mempunyai pengikut. Untuk menghindari pertikaian, mereka sepakat meninggalkan daerah itu untuk mencari daerah baru.
Sepihak mengungsi ke utara menyusur pantai barat sumatra dan pihak lain menuju selatan. Rombongan yang ke utara tiba di lembah Danau Toba, itulah yang menurunkan suku Batak dan yang keselatan sampai di lembah Danau Ranau yang melahirkan suku Lampung.
Di dataran tinggi Gunung Pesagi mereka menjumpai daerah yang luas, ditumbuhi sebangsa tumbuh-tumbuhan bernama sakala. Dinamakanlah tempat itu Sakala Berak (berak = luas).
Di tempat itulah pertama kali suku Lampung bermukim. Kami yang pindah dari Lamasa Kapampang menuju ke Sakala Berak ialah pengikut Radja di Lampung.
Buwai Lampung beranak pinak di Sakala Berak, kami perlu hidup, alam sekitar Sakala Berak tidak mampu lagi memberi kehidupan kepada Buwai Lampung, kami mencari hidup, jalan kehidupan. Jalan paling mudah ditempuh ialah menyusuri sungai-sungai ke hilir. Hulu sungai di Lampung boleh dibilang berasal dari dataran tinggi Bukit Pesagi.
Kelompok demi kelompok meninggalkan Sakala Berak menurun ke lembah mengikuti aliran sungai. Kelompok atau kaum membentuk buwai. Berangkatlah di antaranya Buwai Madang menyusuri sungai yang dikenal sekarang sebagai Sungai Komering, antara lain dipimpin Minak Ratu Betara. Buwai Talang Bawung (talang = tanah tinggi di lingkungi baruh/bawung = raja ikan di sungai) sungainya dinamakan Batanghari Tulang Bawang.
Susul menyusul buwai-buwai itu turun dari Sakala Berak: Buwai Binawang menuju daerah Cukuh Balak sekarang/putih, Pertiwi dan Limau, Buwai Semenguk (ahli perdukunan) menyebar mengikuti buwai yang mereka senangi, Buwai Balau menempati daerah Balau sekarang. Buwai Umpu Basai di daerah Mesuji dan banyak buwai yang timbul kemudian setelah terjadi peluasan mencari daerah kehidupan, berpindah dari satu tempat ketempat lain. Perpindahan ini masih berlangsung sampai abad ke-19, terakhir yang dilakukan Buwai Pubian. Demikian uraian Zawawi Kamil.
Sumber lain berpendapat (Baginda Sutan, Lampung Ragom, tahun 1997), asal keturunan yang menurunkan jurai asli Lampung, di antaranya Indo Gajah (Ratu dipuncak) menurunkan 7 beradik, 5 laki-laki dan 2 perempuan, yaitu Riya Begeduh, Pemuka Begeduh, Nunyai, Unyi, Bulan/Bolan, Subing, Nuban. Riya Begeduh, dan Pemuka Begeduh menurunkan Komering dan Way kanan. Sedangkan Nunyai, Unyi, Subing, dan Nuban menurunkan Abung (4 marga pokok). Bulan/Bolan menurunkan Tulang Bawang.
Sungkai pindah dari Komering sejak tahun 1800-an yang disebut Lampung Bunga mayang karena asalnya ada di komering. Belunguh (Way Mincang) menurunkan 2 keturunan semua lelaki, yaitu Minak Pergok dan Minak Menyata. Dari 2 keturunan ini menurunkan Peminggir Teluk, Peminggir Semangka dan Peminggir Pemanggilan. Paklang (Way Pengubuan) juga memiliki dua anak semua lelaki, yaitu Tamba Pupus dan Menyerakat yang menurunkan 2 marga Pubian.
Pandan menurunkan salah satu kebuwaian di Bengkulu. Sangkan (Sukaham) Tidak jelas di Sukaham, mungkin di Sukadana Ham atau tempat lain. Indogajah, Belunguh, Paklang, & Pandan serta Sangkan merupakan keturunan Umpu Serunting dari Sekala Berak, sedangkan Umpu Serunting anak Umpu Setungai di Rejang yang menikahi putri di Sekala Berak. Umpu Setungau merupakan keturunan Ruh/Kun Tunggal dari Pagaruyung.
Dari dua uraian di atas terlihat kontras karena yang satu menyebutkan berasal dari Sekala Berak pindah dari masa Lamasa Kapampang, sedang pendapat kedua menyebut keturunan juga dari Sekala Berak, tetapi ada campuran yang dari Pagaruyung. Dan juga terlihat periodenya berjauhan, ada yang semasa Ratu Dipuncak dan masa penyebaran menyusur sungai (way) meninggalkan Sakala Berak.
Melihat pendapat yang ada, dirasakan bahwa penelitian sejarah orang Lampung perlu dilakukan, sarana pembuktian terhadap pendapat yang ada maupun untuk mengetahui asal-muasal suku Lampung. Periodenya, mulai masuknya ke Sumatera, zaman Lemasa Kepampang, penyebaran suku sampai periode Paksi Pak, maupun keratuan yang pernah ada di Lampung sehingga kita kenal subsuku Lampung seperti sekarang, yaitu Komering, Peminggir Teluk/Semangka/Pemanggilan, Melinting/Meninting, Way Kanan, Sungkai, Pubian, Abung, dan Tulang bawang. Termasuk juga Ranau dan Lampung Cikoneng Penelitian itu harus didukung data-data autentik, tersurat berupa catatan/dokumen dan tertulis di kulit-kulit pohon mungkin banyak tersimpan seantero kampung tua yang ada di Lampung. Termasuk di daerah Ranau maupun Komering.
A. Asal Muasal Kata Lampung
Sejarah asal mula kata Lampung berasal dari beberapa sumber. Salah satu sumber menyebutkan bahwa pada zaman dahulu provinsi ini bila di lihat dari daerah lain seperti melampung/terapung. Sebab wilayahnya sendiri pada waktu itu sebagian besar dikelilingi oleh sungai-sungai dan hanya dihubungkan deretan Bukit Barisan di tanah Andalas. Karena daerah ini pada saat itu tampak terapung, lalu muncullah sebutan lampung (melampung).
Sumber lain berdasarkan sebuah legenda rakyat menyebutkan, zaman dulu di daerah ini ada seorang yang sakti mandraguna serta memiliki kepandaian yang sulit ada tandingannya bernama Mpu Serutting Sakti. Sesuai dengan namanya, salah satu kesaktian Mpu tersebut dapat terapung diatas air. Kemudian di ambil dari kepandaian Mpu Serutting Sakti itu, tersebutlah kata lampung (terapung).
Riwayat lain menyebutkan bahwa pada zaman dahulu ada sekelompok suku dari daerah Pagaruyung Petani, dipimpin kepala rombongan bernama Sang Guru Sati. Suatu ketika Sang Guru Sati mengembara bersama ketiga orang anaknya, masing-masing bernama Sang Bebatak, Sang Bebugis dan Sang Bededuh. Karena kala itu tanah Pagaruyung sudah dianggap tak dapat lagi mampu memberikan penghidupan yang layak, lalu ketiga keturunan ini akhirnya mencari daerah kehidupan baru.
Dalam riwayat ini disebutkan, Sang Bebatak menuju ke arah utara, menurunkan garis keturunan suku bangsa Batak. Sang Bebugis menuju ke arah timur, menurunkan garis keturunan suku bangsa Bugis dan Sang Bededuh menuju ke arah timur-selatan yang merupakan garis keturunan suku Lampung.
Singkat cerita, keturunan berikutnya dari Sang Guru Sati lalu tinggal di Skala Brak. Saat rombongan tersebut memasuki sebuah daerah yang di sebut dengan Bukit Pesagi, Appu Kesaktian, salah seorang ketua rombongan menyebut kata “lampung”; maksudnya menanyakan siapa bermukim di tempat ini.
Kemudian dalam pertemuan ini, pertanyaan yang dilontarkan Appu Kesaktian di jawab oleh Appu Serata Dilangit yang sudah lebih dulu menetap di sana dengan kata “wat” yang dalam bahasa daerah berarti ada. Artinya, tempat tersebut ada yang menghuni. Karena terjadi selisih paham, kedua tokoh itu bersitegang namun mereka akhirnya menjalin persaudaraan. Selanjutnya nama “lampung” selalu diucapkan dan jadi nama tempat.
Versi lain dari cerita rakyat Lampung yang penuturannya hampir sama dengan kedatangan Appu Kesaktian di Bukit Pesagi adalah cerita tentang Ompung Silamponga. Dalam kisahnya diceritakan, di daerah yang sekarang dinamakan Tapanuli, dulu terjadi letusan gunung berapi. Karena letusan gunung berapi itu cukup dahsyat, di tempat ini banyak penduduknya yang mati terkena semburan lahar panas serta bebatuan yang disemburkan dari gunung berapi tersebut. Namun, meskipun letusan itu sangat hebat, banyak juga yang berhasil menyelamatkan diri. Letusan gunung api di daerah Tapanuli ini menurut tuturannya membentuk sebuah danau yang kini di kenal dengan nama Danau Toba.
Adalah empat orang bersaudara, masing-masing bernama Ompung Silitonga, Ompung Silamponga Ompung Silaitoa dan Ompung Sintalanga berhasil selamat dari letupan gunung berapi. Mereka berempat menyelamatkan diri meninggalkan tanah Tapanuli menuju ke arah tenggara. Dalam penyelamatan diri itu, keempat bersaudara tersebut naik sebuah rakit menyusuri pantai bagian barat pulau Swarna Dwipa yang sekarang bernama Pulau Sumatera. Siang malam mereka tidur diatas rakit terus menyusuri pantai. Berbulan-bulan mereka terombang-ambing dilautan tanpa tujuan yang pasti. Persediaan makananpun dari hari ke hari semakin berkurang. Keempat bersaudara ini juga sempat singgah di pantai untuk mencari bahan makanan yang diperlukan.
Entah apa sebabnya, suatu hari ketiga saudara Ompung Silamponga enggan diajak untuk meneruskan perjalanan. Padahal ia pada waktu itu dalam keadaan menderita sakit. Merekapun turun ke daratan dan setelah itu menghanyutkan Ompung Silamponga bersama rakit yang mereka naiki sejak dari tanah Tapanuli. Berhari-hari Ompung Silaponga tak sadarkan diri diatas rakit.
Pada suatu ketika, Ompung Silamponga sadar begitu merasakan rakit yang ditumpanginya menghantam suatu benda keras. Saat matanya terbuka, ia langsung kaget karena rakitnya telah berada di sebuah pantai yang ombaknya tidak terlalu besar. Yang lebih mengherankan lagi, begitu terbangun badannya terasa lebih segar. Segeralah dia turun ke pantai dengan perasaan senang. Ia tak tahu sudah berapa jauh berlayar dan dimana saudaranya berada. Yang dia tahu, kini telah mendarat di suatu tempat. Kemudian Ompung Silamponga tinggal di pantai tersebut. Kebetulan di pantai ini mengalir sungai yang bening. Pikirnya, disinilah tempat terakhirnya untuk bertahan hidup, jauh dari letusan gunung berapi.
Setelah sekian lamanya Ompung Silamponga menetap di sini, yang menurut cerita tempatnya terdampar itu sekarang bernama Krui, terletak di Kabupaten Lampung Barat, ia hidup sebagai petani. Karena merasa sudah lama bertempat tinggal di daerah pantai, Ompung seorang diri akhirnya melakukan perjalanan mendaki gunung dan masuk ke dalam hutan. Suatu ketika tibalah ia di sebuah bukit yang tinggi dengan panorama yang indah. Pandangannya mengarah ke laut serta di sekitar tempat itu.
Kegembiraan yang dirasakannya, tanpa sadar dia berteriak dari atas bukit dengan menyebut kata Lappung. Lappung dalam bahasa Tapanuli berarti luas. Keyakinannya, pastilah disekitar situ ada orang selain dirinya. Dengan tergesa-gesa dia turun dari atas bukit. Sesampainya di tempat yang di tuju, Ompung bertekad untuk menetap di dataran tersebut untuk selamanya.
Ternyata apa yang selama ini diyakininya memang benar, setelah cukup lama tinggal di sini, Ompung akhirnya bertemu dengan penduduk yang lebih dulu menetap di tempat ini dengan pola hidup yang masih tradisional. Tapi meskipun demikian, penduduk itu tidak mengganggu Ompung bahkan diantara mereka terjalin tali persahabatan yang baik. Saat datang ajal menjemput, Ompung Silamponga meninggal di dataran itu untuk selamanya. Daerah yang di sebut Lappung tersebut bernama Skala Brak.
Tuturan cerita rakyat di sini mengatakan, bahwa nama Lampung berasal dari nama Ompung Silamponga. Namun ada pula yang menuturkan kalau nama Lampung di ambil dari ucapan Ompung saat ia berada diatas puncak bukit begitu melihat dataran yang luas.
Versi berikutnya tentang asal-usul kata Lampung disebutkan bahwa Skala Brak merupakan perkampungan pertama orang Lampung yang penduduknya dinamakan orang Tumi atau Buai Tumi.
Menurut Achjarani Alf dalam tulisannya tahun 1954 berjudul “Ngeberengoh” tentang istilah kata Lampung, bahwa untuk menuliskan kata Lampung, selain orang Lampung yang beradat Sai Batin maka mereka menuliskannya dengan sebutan Lampung dan bagi orang Sai Batin menyebutkannya dengan sebutan `Lampung’ sebagaimana dalam bahasa Indonesia. Hal ini sama dengan sebutan “Mega-lo” menjadi kata “Menggala”.
Sebelum ajaran agama Hindu masuk ke Indonesia, beberapa sumber menyebutkan bahwa di daerah ini semasanya telah terbentuk suatu pemerintahan demokratis yang di kenal dengan sebutan Marga. Marga dalam bahasa Lampung di sebut Mega dan Mega-lo berarti Marga yang utama. Dimana masuknya pengaruh Devide Et Impera, penyimbang yang harus ditaati pertama kalinya di sebut dengan Selapon. Sela berarti duduk bersila atau bertahta sedangan Pon/Pun adalah orang yang dimuliakan.
Ketika ajaran agama Hindu masuk ke daerah Selapon, maka mereka yang berdiam di Selapon ini mendapat gelaran Cela Indra atau dengan istilah lebih populer lagi di kenal sebutan Syailendra atau Syailendro yang berarti bertahta raja.
Berdasarkan catatan It-Shing, seorang penziarah dari daratan Cina menyebutkan, dalam lawatannya ia pernah mampir ke sebuah daerah di tanah Swarna Dwipa (pulau Sumatera). Dimana di tempat itu walau kehidupan penduduknya masih bersifat tradisional tapi sudah bisa membuat kerajinan tangan dari logam besi (pandai besi) dan dapat membuat gula aren yang bahannya berasal dari pohon Aren. Ternyata tempat yang disinggahinya tersebut merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Sriwijaya, yang mana kerajaan besar ini sendiri gabungan dari Kerajaan Melayu dengan Tulang Bawang (Lampung).
Sewaktu pujangga Tionghoa It-Shing singgah melihat daerah Selapon, dari It-Shing inilah kemudian lahir nama Tola P’ohwang. Sebutan Tola P’ohwang diambilnya dari ejaan Sela-pun. Sedangkan untuk mengejanya, kata Selapon ini di lidah It-Shing berbunyi: So-la-po-un. Berhubung orang Tionghoa itu berasal dari Ke’, seorang pendatang negeri Cina yang asalnya dari Tartar dan dilidahnya tidak dapat menyebutkan sebutan So maka It-Shing mengejanya dengan sebutan To. Sehingga kata Solapun atau Selapon disebutnya Tola P’ohwang, yang kemudian lama kelamaan sebutan Tolang Powang menjadi Tulang Bawang.
Kerajaan Sriwijaya berbentuk federasi yang terdiri dari Kerajaan Melayu dan Kerajaan Tulang Bawang semasanya menerima pengaruh ajaran agama Hindu. Sedangkan orang Melayu yang tidak menerima ajaran tersebut menyingkir ke Skala Brak. Sebagian lagi tetap menetap di Mega-lo dengan budaya yang tetap hidup dengan ditandai adanya Aksara Lampung.
Di antara orang Sela-pon yang menyingkir ke Skala Brak, guna untuk merapatkan kembali hubungan dengan orang Melayu yang pindah ke Pagaruyung, dilakukanlah pernikahan dengan seorang wanita bernama “Tuanku Gadis”. Dari pernikahan tersebut, Selapon akhirnya mendapat istilah baru lagi menjadi Selampung, dengan silsilahnya yang asli mereka gelari “Abung”.
Pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan agung yang wilayahnya sangat luas. Rajanya yang pertama bernama Sri Jayanegara (680). Wilayah daerahnya meliputi sejumlah daerah di Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan Barat, bahkan nama Sriwijaya termashur hingga ke Malaysia dan Singapura (konon di ambil dari nama panglima perang Sriwijaya yang mendarat di sana bernama Panglima Singapura) sampai ke India.
Kemashuran Kerajaan Sriwijaya di tanah air meninggalkan beberapa bukti kejayaan, diantaranya sebuah candi di Muara Takus Provinsi Jambi yang di kenal dengan Candi Muara Takus, makam raja-raja di Bukit Siguntang, Bukit Besar Palembang, Sumsel serta sejumlah prasasti (batu bertulis) yang berada di beberapa tempat, seperti: Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang, Prasasti Talang Tuo di Palembang, Prasasti Telaga Batu di Palembang, Prasasti Bom Baru di Palembang, Prasasti Kota Kapur di Pulau Bangka, Prasasti Karang Berahi di Jambi, Prasasti Palas Pasemah di Lampung Selatan dan Prasasti Nalanda di Mesium Nalanda di India.
Dari sejumlah berita-berita ini diketahui, Sriwijaya memperoleh kemajuan sekitar abad ke 7 dan 8 masehi dibawah pemerintahan Raja Balaputra Dewa dari Wangsa Syailendra. Kemajuan-kemajuan itu, diantaranya: Membentuk armada laut yang kuat sehingga memberikan kemudahan bagi para pedagang untuk singgah dan berdagang dengan aman; Kapal-kapal dagang Sriwijaya berlayar hampir ke seluruh pelabuhan di Asia; Memberikan kesempatan pada putra-putri Indonesia untuk belajar sampai ke India (Perguruan Tinggi Nalanda).
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran pada sekitar abad ke 11 masehi. Lemahnya kerajaan yang sempat jaya ini dikarenakan mendapat serangan dari Kerajaan Cola pimpinan Rajendrachola tahun 1025 dan munculnya Kerajaan Kediri yang mengadakan ekspedisi Pamalayu ke Sumatera.
Dari beberapa keterangan di peroleh bahwa kata Lampung telah berulang kali mengalami perubahan. Semula sebelum Hindu dari India masuk ke Nusantara di sebut Selapon. Setelah Hindu masuk mendapat gelaran Cela Indra atau Syailendra/Syailendro. Abad ke IV oleh It-Shing disebutkannya Tola P’ohwang (Tulang Bawang). Abad ke VII di masa Tuanku Gadis mendapat gelaran Selampung yang kemudian menjadi sebutan Lampung.
B. Sejarah Perkembangan Daerah
Semasa kekuasaan marga-marga Hindu/Animisme, pada abad ke 14 masehi terdapat kekuasaan Ratu Sekar-mong (Sekromong) di Skala Brak Bukit Pesagi dan abad 14-15 kekuasaan Paksi-pak, Ratu di Puncak, Ratu Pemanggilan, Ratu di Balau dan Ratu di Pugung.
Semasa kekuasaan Islam dan pengaruh VOC, abad ke 15-16 masehi terdapat kekuasaan Ratu Darah Putih, penyimbang-penyimbang Lampung seba di Banten. Abad 16 sampai dengan 18 masehi, daerah Lampung dibawah pengaruh Banten, lalu masuknya pengaruh kekuasaan ekonomi VOC. Tahun 1668, VOC bercokol di tanah Lampung dan mendirikan Benteng Petrus Albertus di Tulang Bawang. Tahun 1684, penyimbang-penyimbang marga di Lampung melakukan perdagangan lada dengan VOC melalui pelabuhan Sungai Way Tulang Bawang. Tahun 1738, penyimbang-penyimbang marga dari kebuaian Abung (Ratu di Puncak) memboikot perdagangan lada dengan VOC dan melakukan pemasaran ke Palembang. Pada saat itu, Palembang berada dibawah pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam, salah satu kerajaan Islam di tanah Sumatera. Akibatnya VOC mendirikan Benteng Valken Oog di Bumi Agung, Way Kanan.
Saat kekuasaan Raden Intan dan pengaruh Inggris pada tahun 1750 terjadi penyerahan daerah Lampung kepada VOC oleh Ratu Fatimah. Namun Banten tidak diakui rakyat Lampung. Lalu muncullah gerakan perlawanan Raden Intan I dari Keratuan Darah Putih. Penyimbang-penyimbang marga di daerah Krui akhirnya berhubungan dengan Inggris. Tahun 1799 VOC bubar, pemerintahan marga-marga di Lampung terancam bahaya perompakan bajak laut, kelaparan dan wabah penyakit.
Tahun 1801-1805, sebatin-sebatin bandar di daerah Semangka melaksanakan perjanjian dagang dengan Inggris. Tahun 1808 Gubernur Jenderal Daendels mengakui kekuasaan Keratuan Darah Putih dibawah pimpinan Raden Intan I. Tahun 1812 kekuasaan pemerintahan Inggris Raffles mengakui kekuasaan kepala-kepala marga di daerah Lampung.
Pada tahun 1816 daerah Lampung dibawah kekuasaan Residen Belanda di Banten. Setahun kemudian yakni tahun 1817 Assisten Residen Belanda Kruseman untuk Lampung mengakui kekuasaan Raden Intan I. Kapten J. A. Du Bois lalu memperkuat bentengnya di Kalianda dan Tulang Bawang. Tahun 1819-1826, ekspedisi Kapten Hulstein ditolak berunding oleh Raden Intan I. Tahun 1826 dapat dianggap tahun dimulainya perlawanan rakyat Lampung terhadap kekuasaan Belanda. Perlawanan ini di pimpin Raden Imba dari Keratuan Darah Putih. Tahun 1826 sampai dengan 1856 merupakan masa perang Lampung (Perang Raden Intan). Namun sayang, pada tanggal 5 Oktober 1856 Raden Intan II gugur dalam peperangan menghadapi tentara jajahan dibawah pimpinan Kolonel Waleson. Perang Lampung pun akhirnya berakhir.
Semasa administrasi pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1829-1834, J. A. Du Bois di angkat sebagai Residen Kepala Pemerintahan Sipil/Militer untuk daerah Lampung dan berpusat di Terbanggi Besar. Pada tahun 1847 Teluk Betung dijadikan ibukota Keresidenan Lampung. Tanggal 21 Juni 1857 pemerintah Hindia Belanda menetapkan pemerintahan daerah Lampung berdasarkan pada susunan pemerintahan setempat, dengan ditandai diakuinya sistem kemasyarakatan marga dibawah pimpinan penyimbang-penyimbang masing-masing.
Sebelum suku Lampung tersebar ke daerah-daerah Lampung seperti sekarang ini, disebutkan bahwa nenek moyang mereka pertama kali mendiami Skala Brak, yakni di sekitar Bukit Pesagi (Kecamatan Belalau, Lampung Utara). Pada mulanya di sana berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Tumi dengan raja-rajanya yang menganut kepercayaan animisme dan dipengaruhi agama Hindu Bairawa. Rajanya yang terakhir disebutkan bernama Kekuk Suik. Dengan daerah kekuasaannya yang terakhir adalah daerah jantung Tanjung Cina sekarang. Raja tersebut dikisahkan meninggal dunia dalam sebuah peperangan melawan anak buahnya sendiri yang datang dari daerah Danau Ranau yang sudah memeluk ajaran agama Islam.
C. Suku dan Adat Istiadat
Berdasarkan adat istiadatnya, penduduk suku Lampung terbagi ke dalam dua golongan besar, yakni masyarakat Lampung beradat Pepadun dan masyarakat Lampung beradat Saibatin atau Peminggir.
Suku Lampung beradat Pepadun secara lebih terperinci dapat di golongkan ke dalam;
Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga), terdiri atas:
-Buai Nunyai
-Buai Unyi
-Buai Nuban
-Buai Subing
-Buai Beliuk
-Buai Kunang

-Buai Selagai
-Buai Anak Tuha dan,
-Buai Nyerupa.

>Megou Pak Tulangbawang (Empat Marga Tulangbawang), terdiri dari:
-Buai Bolan
-Buai Umpu
-Buai Tegamoan
-Buai Ali.

Buai Lima (Way Kanan/Sungkai), terdiri dari:
-Buai Pemuka
-Buai Bahuga
-Buai Semenguk
-Buai Baradatu
-Buai Barasakti.
Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku), terdiri dari:
-Buai Manyarakat,
-Buai Tamba Pupus,
dan-Buai Buku Jadi.
Diperkirakan bahwa yang pertama kali mendirikan adat Pepadun adalah masyarakat Abung yang ada disekitar abad ke 17 masehi di zaman seba Banten. Pada abad ke 18 masehi, adat Pepadun berkembang pula di daerah Way Kanan, Tulang Bawang dan Way Seputih (Pubian). Kemudian pada permulaan abad ke 19 masehi, adat Pepadun disempurnakan dengan masyarakat kebuaian inti dan kebuaian-kebuaian tambahan (gabungan). Bentuk-bentuk penyempurnaan itu melahirkan apa yang dinamakan Abung Siwou Migou (Abung Siwo Mego), Megou Pak Tulang Bawang dan Pubian Telu Suku.
Masyarakat yang menganut adat tidak Pepadun, yakni yang melaksanakan adat musyawarahnya tanpa menggunakan kursi Pepadun. Karena mereka sebagian besar berdiam di tepi pantai, maka di sebut adat Pesisir. Suku Lampung beradat Saibatin (Peminggir) secara garis besarnya terdiri atas: Masyarakat adat Peminggir, Melinting Rajabasa, masyarakat adat Peminggir Teluk, masyarakat adat Peminggir Semangka, masyarakat adat Peminggir Skala Brak dan masyarakat adat Peminggir Komering. Masyarakat adat Peminggir ini sukar untuk diperinci sebagaimana masyarakat Pepadun, sebab di setiap daerah kebatinan terlalu banyak campuran asal keturunannya.
Bila di lihat dari penyebaran masyarakatnya, daerah adat dapat dibedakan bahwa daerah adat Pepadun berada di antara Kota Tanjungkarang sampai Giham (Belambangan Umpu), Way Kanan menurut rel kereta api, pantai laut Jawa sampai Bukit Barisan sebelah barat. Sedangkan daerah adat Peminggir ada di sepanjang pantai selatan hingga ke barat dan ke utara sampai ke Way Komering

BaCaa TRRuUusSss

Jumat, 23 Januari 2009

Setting Mikrotik

/ interface ethernet
set Public name=”Public” mtu=1500 mac-address=00:08:C7:25:44:AE arp=enabled \
disable-running-check=yes auto-negotiation=yes full-duplex=yes \
cable-settings=default speed=100Mbps comment=”" disabled=no
set Local name=”Local” mtu=1500 mac-address=00:30:84:EE:F2:33 arp=enabled \
disable-running-check=yes auto-negotiation=yes full-duplex=yes \
cable-settings=default speed=100Mbps comment=”" disabled=no


/ interface bridge port
set Public bridge=none priority=128 path-cost=10
set Local bridge=none priority=128 path-cost=10
/ ip pool
add name=”MANDEDEN-Pool” ranges=192.168.10.1-192.168.10.199
/ ip accounting
set enabled=no account-local-traffic=no threshold=256
/ ip accounting web-access
set accessible-via-web=no address=0.0.0.0/0
/ ip service
set telnet port=23 address=0.0.0.0/0 disabled=yes
set ftp port=21 address=0.0.0.0/0 disabled=no
set www port=80 address=0.0.0.0/0 disabled=no
set ssh port=22 address=0.0.0.0/0 disabled=no
set www-ssl port=443 address=0.0.0.0/0 certificate=none disabled=yes
/ ip socks
set enabled=no port=1080 connection-idle-timeout=2m max-connections=200
/ ip arp
/ ip upnp
set enabled=no allow-disable-external-interface=yes show-dummy-rule=yes
/ ip traffic-flow
set enabled=no interfaces=all cache-entries=4k active-flow-timeout=30m \
inactive-flow-timeout=15s
/ ip dns
set primary-dns=63.219.6.30 secondary-dns=202.134.0.155 \
allow-remote-requests=yes cache-size=4096KiB cache-max-ttl=1w
/ ip dns static
/ ip address
add address=63.219.6.102/28 network=63.219.6.96 broadcast=63.219.6.111 \
interface=Public comment=”" disabled=yes
add address=192.168.0.212/24 network=192.168.0.0 broadcast=192.168.0.255 \
interface=Local comment=”" disabled=no
add address=192.168.10.254/24 network=192.168.10.0 broadcast=192.168.10.255 \
interface=Local comment=”" disabled=no
add address=63.219.6.23/28 network=63.219.6.16 broadcast=63.219.6.31 \
interface=Public comment=”" disabled=no
/ ip proxy
set enabled=no port=8080 parent-proxy=0.0.0.0:1 maximal-client-connecions=1000 \
maximal-server-connectons=1000
/ ip proxy access
add src-address=192.168.10.0/24 action=allow comment=”" disabled=no
add src-address=0.0.0.0 action=deny comment=”" disabled=no
add dst-port=23-25 action=deny comment=”block telnet & spam e-mail relaying” \
disabled=no
/ ip neighbor discovery
set Public discover=yes
set Local discover=yes
/ ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=63.219.6.110 scope=255 target-scope=10 \
comment=”Gateway ROUTERA” disabled=yes
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=63.219.6.30 scope=255 target-scope=10 \
comment=”Gateway RouterG” disabled=no
/ ip firewall mangle
add chain=prerouting protocol=tcp dst-port=80 action=mark-connection \
new-connection-mark=http_conn passthrough=yes comment=”" disabled=no
add chain=prerouting connection-mark=http_conn action=mark-packet \
new-packet-mark=http passthrough=no comment=”" disabled=no
add chain=prerouting protocol=tcp dst-port=6000-7000 action=mark-connection \
new-connection-mark=irc_conn passthrough=yes comment=”" disabled=no
add chain=prerouting connection-mark=irc_conn action=mark-packet \
new-packet-mark=irc passthrough=no comment=”" disabled=no
add chain=prerouting protocol=tcp dst-port=5050-5061 action=mark-connection \
new-connection-mark=ym_conn passthrough=yes comment=”" disabled=no
add chain=prerouting connection-mark=ym_conn action=mark-packet \
new-packet-mark=ym passthrough=no comment=”" disabled=no
add chain=prerouting protocol=udp dst-port=27015 action=mark-connection \
new-connection-mark=cs_conn passthrough=yes comment=”" disabled=no
add chain=prerouting connection-mark=cs_conn action=mark-packet \
new-packet-mark=cs passthrough=no comment=”" disabled=no
add chain=prerouting protocol=tcp dst-port=8291 action=mark-connection \
new-connection-mark=mt_conn passthrough=yes comment=”" disabled=no
add chain=prerouting connection-mark=mt_conn action=mark-packet \
new-packet-mark=mt passthrough=no comment=”" disabled=no
add chain=prerouting protocol=tcp dst-port=443 action=mark-connection \
new-connection-mark=http_conn passthrough=yes comment=”" disabled=no
/ ip firewall nat
add chain=srcnat out-interface=Public action=masquerade comment=”" disabled=no
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=8080 \
comment=”" disabled=no
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=3128 action=redirect to-ports=8080 \
comment=”" disabled=no
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=8000 action=redirect to-ports=8080 \
comment=”" disabled=no
/ ip firewall connection tracking
set enabled=yes tcp-syn-sent-timeout=2m tcp-syn-received-timeout=1m \
tcp-established-timeout=5d tcp-fin-wait-timeout=2m \
tcp-close-wait-timeout=1m tcp-last-ack-timeout=30s \
tcp-time-wait-timeout=2m tcp-close-timeout=10s udp-timeout=30s \
udp-stream-timeout=3m icmp-timeout=30s generic-timeout=10m
/ ip firewall filter
add chain=input connection-state=invalid action=drop comment=”Drop Invalid \
connections” disabled=no
add chain=input connection-state=established action=accept comment=”Allow \
Established connections” disabled=no
add chain=input protocol=udp action=accept comment=”Allow UDP” disabled=no
add chain=input protocol=icmp action=accept comment=”Allow ICMP” disabled=no
add chain=input src-address=192.168.10.0/24 action=accept comment=”Allow \
access to router from known network” disabled=no
add chain=input src-address=63.219.6.0/24 action=accept comment=”" disabled=no
add chain=input src-address=125.0.0.0/8 action=accept comment=”" disabled=no
add chain=input action=drop comment=”Drop anything else” disabled=no
add chain=forward protocol=tcp connection-state=invalid action=drop \
comment=”drop invalid connections” disabled=no
add chain=forward connection-state=established action=accept comment=”allow \
already established connections” disabled=no
add chain=forward connection-state=related action=accept comment=”allow \
related connections” disabled=no
add chain=forward src-address=0.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward dst-address=0.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward src-address=127.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward dst-address=127.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward src-address=224.0.0.0/3 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward dst-address=224.0.0.0/3 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward protocol=tcp action=jump jump-target=tcp comment=”" \
disabled=no
add chain=forward protocol=udp action=jump jump-target=udp comment=”" \
disabled=no
add chain=forward protocol=icmp action=jump jump-target=icmp comment=”" \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=69 action=drop comment=”deny TFTP” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=111 action=drop comment=”deny RPC \
portmapper” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=135 action=drop comment=”deny RPC \
portmapper” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=137-139 action=drop comment=”deny NBT” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=445 action=drop comment=”deny cifs” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=2049 action=drop comment=”deny NFS” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=12345-12346 action=drop comment=”deny \
NetBus” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=20034 action=drop comment=”deny NetBus” \
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=3133 action=drop comment=”deny \
BackOriffice” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=67-68 action=drop comment=”deny DHCP” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=69 action=drop comment=”deny TFTP” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=111 action=drop comment=”deny PRC \
portmapper” disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=135 action=drop comment=”deny PRC \
portmapper” disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=137-139 action=drop comment=”deny NBT” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=2049 action=drop comment=”deny NFS” \
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=3133 action=drop comment=”deny \
BackOriffice” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=0:0 action=accept comment=”drop \
invalid connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=3:0 action=accept comment=”allow \
established connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=3:1 action=accept comment=”allow \
already established connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=4:0 action=accept comment=”allow \
source quench” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=8:0 action=accept comment=”allow \
echo request” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=11:0 action=accept comment=”allow \
time exceed” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=12:0 action=accept comment=”allow \
parameter bad” disabled=no
add chain=icmp action=drop comment=”deny all other types” disabled=no
/ ip firewall service-port
set ftp ports=21 disabled=no
set tftp ports=69 disabled=no
set irc ports=6667 disabled=no
set h323 disabled=yes
set quake3 disabled=no
set mms disabled=no
set gre disabled=yes
set pptp disabled=yes
/ ip hotspot
add name=”MANDEDEN-Prov” interface=Local profile=MANDEDEN-Prov idle-timeout=5m \
keepalive-timeout=none disabled=no
/ ip hotspot service-port
set ftp ports=21 disabled=no
/ ip hotspot profile
set default name=”default” hotspot-address=0.0.0.0 dns-name=”" \
html-directory=hotspot rate-limit=”" http-proxy=0.0.0.0:0 \
smtp-server=0.0.0.0 login-by=cookie,http-chap http-cookie-lifetime=3d \
split-user-domain=no use-radius=no
add name=”MANDEDEN-Prov” hotspot-address=192.168.10.254 \
dns-name=”internet.Mandeden.provinsi” html-directory=hotspot rate-limit=”" \
http-proxy=0.0.0.0:0 smtp-server=0.0.0.0 login-by=http-chap \
split-user-domain=no use-radius=no
/ ip hotspot user
add server=MANDEDEN-Prov name=”leonardy” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”apris” password=”Mandeden” \
mac-address=00:13:02 2:39:AE profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”masful” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”251266″ password=”myd” \
mac-address=00:13:02 2:35:26 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”azhar_noer” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”persid” password=”Mandeden” \
mac-address=00:16:17:76:49:2F profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”syafri” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”raflis” password=”Mandeden” \
mac-address=00:16:36:60:32:25 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”hafniwarty” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”zulfikar” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”rafdinal” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”rostina” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”sis_ekawati” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”ramziwal” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”mansurdin” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”tasmalina” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”bento” password=”008117″ \
mac-address=00:16:17:6F:0A:E3 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”januaris” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”tonino” password=”1858″ \
mac-address=00:0E:2E:9A:61:C3 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”komisi4″ password=”Mandeden” \
mac-address=00:0E:2E:9A:56:36 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”rio” password=”Mandeden” mac-address=00:14:2A:FE:57:6E \
profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”nova” password=”Mandeden” mac-address=00:0E:2E:9A:6E A \
profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”ade” password=”Mandeden” mac-address=00:0E:2E:9A:73:C3 \
profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”pembangunan” password=”Mandeden” \
mac-address=00:0E:2E:9A:73:C2 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”akmal” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”p2y” password=”99312133″ profile=default comment=”" \
disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”riyan” password=”Mandeden” \
mac-address=00:0D:61:EE:CA:83 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”deny” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”honey” password=”Mandeden” \
mac-address=00:0F:EA:32:F6:0A profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”yenny” password=”Mandeden” \
mac-address=00:11:09:7B:AF:ED profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”trisna” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”ida” password=”Mandeden” mac-address=00:13 4:68 7:72 \
profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”ermon” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”taslim” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”ani” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”yusuf” password=”Mandeden” \
mac-address=00:08:54:1B:4D:70 profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”ningsih” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”yel” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”protokol” password=”Mandeden” profile=default \
comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov name=”alif” password=”siteba9009″ profile=default \
comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”r0t0r” password=”baratev” \
mac-address=00:90:F5:53 4:CB profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”yo2k” password=”jelek123456″ profile=default \
comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”sekwan” password=”12″ mac-address=00:0F:EA:32:E3:B8 \
profile=default comment=”" disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”pustaka” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”pers” password=”Mandeden” profile=default comment=”" \
disabled=no
add server=MANDEDEN-Prov name=”rina” password=”Mandeden” mac-address=00:08:54:1B:4B:5F \
profile=default comment=”" disabled=no
/ ip hotspot user profile
set default name=”default” idle-timeout=none keepalive-timeout=2m \
status-autorefresh=1m shared-users=1 transparent-proxy=yes \
open-status-page=always advertise=no
/ ip hotspot walled-garden
add server=MANDEDEN-Prov src-address=192.168.0.200 action=allow comment=”" \
disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov dst-host=google.com action=allow comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov dst-host=detik.com action=allow comment=”" disabled=yes
add server=MANDEDEN-Prov src-address=192.168.10.200 action=allow comment=”" \
disabled=yes
/ ip ipsec proposal
add name=”default” auth-algorithms=sha1 enc-algorithms=3des lifetime=30m \
lifebytes=0 pfs-group=modp1024 disabled=no
/ ip web-proxy
set enabled=yes src-address=0.0.0.0 port=8080 \
hostname=”proxy.Mandedensumbar.go.id” transparent-proxy=yes \
parent-proxy=0.0.0.0:0 cache-administrator=”support@setan.co.id” \
max-object-size=131072KiB cache-drive=system max-cache-size=unlimited \
max-ram-cache-size=unlimited
/ ip web-proxy access
add src-address=192.168.10.0/24 action=allow comment=”" disabled=no
add dst-port=23-25 action=deny comment=”block telnet & spam e-mail relaying” \
disabled=no
/ ip web-proxy direct
add src-address=192.168.10.0/24 dst-address=192.168.10.254/32 action=allow \
comment=”" disabled=no
add src-address=192.168.10.0/24 dst-address=63.219.6.23/32 action=allow \
comment=”" disabled=no
/ system logging
add topics=info prefix=”" action=memory disabled=no
add topics=error prefix=”" action=memory disabled=no
add topics=warning prefix=”" action=memory disabled=no
add topics=critical prefix=”" action=echo disabled=no
/ system logging action
set memory name=”memory” target=memory memory-lines=100 memory-stop-on-full=no
set disk name=”disk” target=disk disk-lines=100 disk-stop-on-full=no
set echo name=”echo” target=echo remember=yes
set remote name=”remote” target=remote remote=0.0.0.0:514
/ system upgrade mirror
set enabled=no primary-server=0.0.0.0 secondary-server=0.0.0.0 \
check-interval=1d user=”"
/ system clock dst
set dst-delta=+01:00 dst-start=”jan/01/1970 00:00:00″ dst-end=”jan/01/1970 \
00:00:00″
/ system watchdog
set reboot-on-failure=yes watch-address=none watchdog-timer=yes \
no-ping-delay=5m automatic-supout=yes auto-send-supout=no
/ system console
add port=serial0 term=”" disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
set FIXME term=”linux” disabled=no
/ system console screen
set line-count=25
/ system identity
set name=”router.Mandeden.provinsi”
/ system note
set show-at-login=yes note=”"
/ port
set serial0 name=”serial0″ baud-rate=9600 data-bits=8 parity=none stop-bits=1 \
flow-control=hardware
set serial1 name=”serial1″ baud-rate=9600 data-bits=8 parity=none stop-bits=1 \
flow-control=hardware
/ queue type
set default name=”default” kind=pfifo pfifo-limit=50
set ethernet-default name=”ethernet-default” kind=pfifo pfifo-limit=50
set wireless-default name=”wireless-default” kind=sfq sfq-perturb=5 \
sfq-allot=1514
set synchronous-default name=”synchronous-default” kind=red red-limit=60 \
red-min-threshold=10 red-max-threshold=50 red-burst=20 red-avg-packet=1000
set hotspot-default name=”hotspot-default” kind=sfq sfq-perturb=5 \
sfq-allot=1514
/ queue simple
add name=”MANDEDEN” target-addresses=192.168.10.0/24 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=none priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/64000 max-limit=0/128000 total-queue=default disabled=no
add name=”001″ target-addresses=192.168.10.1/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”002″ target-addresses=192.168.10.2/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”003″ target-addresses=192.168.10.3/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”004″ target-addresses=192.168.10.4/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=1 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”006″ target-addresses=192.168.10.6/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/128000 total-queue=default disabled=no
add name=”005″ target-addresses=192.168.10.5/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”007″ target-addresses=192.168.10.7/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”008″ target-addresses=192.168.10.8/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”009″ target-addresses=192.168.10.9/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”010″ target-addresses=192.168.10.10/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”011″ target-addresses=192.168.10.11/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”012″ target-addresses=192.168.10.12/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/88000 total-queue=default disabled=no
add name=”018″ target-addresses=192.168.10.18/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”014″ target-addresses=192.168.10.14/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”015″ target-addresses=192.168.10.15/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”016″ target-addresses=192.168.10.16/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”017″ target-addresses=192.168.10.17/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”019″ target-addresses=192.168.10.19/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”020″ target-addresses=192.168.10.20/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”022″ target-addresses=192.168.10.22/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”023″ target-addresses=192.168.10.23/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=8 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”024″ target-addresses=192.168.10.24/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”025″ target-addresses=192.168.10.25/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/88000 total-queue=default disabled=no
add name=”026″ target-addresses=192.168.10.26/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”039″ target-addresses=192.168.10.39/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”028″ target-addresses=192.168.10.28/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”029″ target-addresses=192.168.10.29/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”030″ target-addresses=192.168.10.30/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”032″ target-addresses=192.168.10.32/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”033″ target-addresses=192.168.10.33/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”034″ target-addresses=192.168.10.34/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”036″ target-addresses=192.168.10.36/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”040″ target-addresses=192.168.10.40/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”041″ target-addresses=192.168.10.41/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”042″ target-addresses=192.168.10.42/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”043″ target-addresses=192.168.10.43/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”044″ target-addresses=192.168.10.44/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”045″ target-addresses=192.168.10.45/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”046″ target-addresses=192.168.10.46/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”047″ target-addresses=192.168.10.47/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”048″ target-addresses=192.168.10.48/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”049″ target-addresses=192.168.10.49/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”050″ target-addresses=192.168.10.50/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”Server W2K3″ target-addresses=192.168.10.200/32 \
dst-address=0.0.0.0/0 interface=Local parent=MANDEDEN priority=8 \
queue=default/default limit-at=0/8000 max-limit=0/32000 \
total-queue=default disabled=no
add name=”021″ target-addresses=192.168.10.21/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
add name=”013″ target-addresses=192.168.10.13/32 dst-address=0.0.0.0/0 \
interface=Local parent=MANDEDEN priority=2 queue=default/default \
limit-at=0/8000 max-limit=0/40000 total-queue=default disabled=no
/ user
add name=”admin” group=full address=0.0.0.0/0 comment=”system default user” \
disabled=no
add name=”yopi” group=full address=0.0.0.0/0 comment=”" disabled=no
add name=”ahda” group=write address=0.0.0.0/0 comment=”" disabled=no
add name=”yo2k” group=full address=0.0.0.0/0 comment=”" disabled=no
add name=”jangkrik” group=write address=0.0.0.0/0 comment=”" disabled=no
/ user group
add name=”read” policy=local,telnet,ssh,reboot,read,test,winbox,password,web,!f\
tp,!write,!policy
add name=”write” policy=local,telnet,ssh,reboot,read,write,test,winbox,password\
,web,!ftp,!policy
add name=”full” policy=local,telnet,ssh,ftp,reboot,read,write,policy,test,winbo\
x,password,web
/ user aaa
set use-radius=no accounting=yes interim-update=0s default-group=read
/ radius incoming
set accept=no port=1700
/ driver
/ snmp
set enabled=yes contact=”ahda” location=”Mandeden prov”
/ snmp community
set public name=”public” address=0.0.0.0/0 read-access=yes
/ tool bandwidth-server
set enabled=yes authenticate=yes allocate-udp-ports-from=2000 max-sessions=10
/ tool mac-server ping
set enabled=yes
/ tool e-mail
set server=0.0.0.0 from=”<>”
/ tool sniffer
set interface=all only-headers=no memory-limit=10 file-name=”" file-limit=10 \
streaming-enabled=no streaming-server=0.0.0.0 filter-stream=yes \
filter-protocol=ip-only filter-address1=0.0.0.0/0:0-65535 \
filter-address2=0.0.0.0/0:0-65535
/ tool graphing
set store-every=5min
/ tool graphing interface
add interface=all allow-address=0.0.0.0/0 store-on-disk=yes disabled=no

BaCaa TRRuUusSss

Senin, 10 November 2008

DaSaR JArInGaN

Jaringan komputer merupakan fungsi / proses pengiriman data antara satu
komputer menuju komputer lainnya . dalam jaringan komputer kita sering mendengar
istilah tentang TCP/IP. Lalu apakah TCP/IP itu?????

1. TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol (penterjemah) dalam
jaringan yang menjamin keandalan pengiriman data dengan menggunakan
proses acknowledgement yaitu proses Retransmisi (pengiriman ulang) dan
Sequencing (pengurutan).
2. IP (Internet Protocol)merupakan protokol yang mengatur tentang pengalamatan
pengiriman data menuju ke alamat yang benar
Selain itu dalam jaringan terdapat pula protokol lain yang sangat penting dan sesuai
dengan standart OSI (Protokol model Open System Interconnection) yaitu :
3. UDP (User Datagaram Protocol) merupakan Protokol yang tidak menggunakan
proses acknowledgement sehingga tidak dapat diketahui apakah data sampai
pada alamat yang dituju.
4. ICMP (Internet Control Message Protocol ) merupakan protokol yang bertugas
mengirimkan pesan – pesan kesalahan jika terjadi kesalahan pengiriman paket –
data.
5. ARP (Address Resolution Protocol) yaitu Protokol yang berfungsi menyimpan
pemetaan alamat IP dan MAC.

Alamat IP
Merupakan alamat yang diberikan ke jaringan danperalatan jaringan yang
menggunakan Protocol TCP/IP. IP memiliki 32 Bit angka biner yang ditulis menjadi
4 kelompok angka decimal yang dipisahkan titik. Contoh 192.168.0.1
Format penulisan IP terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Format Biner
2. Format Decimal
Universitas Trunojoyo Madura
Indonesia Go to Open Source
Grow Open Source on Campuss
Kelompok Belajar Open Source Trunojoyo (KLOBOT)
By ping’s
Format Biner
Format alamat IP yang terdiri dari 32 Bit yang terdiri dari 4 Oktet atau
kelompok yang tiap oktetnya adalah 8 Bit.
Contoh : : 11000000. 10101000. 10001111. 00100100
Format Decimal
Alamat IP dalam bilangan Decimal ditulis dengan. 4(empat)bilangan
decimal yang dipisahkan dengan tanda titik.
Contoh: 192. 168. 15. 36
Konversi
Dasar bilangan Biner adalah : 2
27 2 6 2 5 2 4 2 3 2 2 2 1 2 0
128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 = 255
Jadi:
1 1 1 1 1 1 1 1 = 255
1 1 0 0 0 0 0 0 = 192
1 0 1 0 1 0 0 0 = 168
0 0 0 0 1 1 1 1 = 15
0 0 1 0 0 1 0 0 = 36
11000000. 10101000. 00001111. 00100100 = 192.168.15.36
Universitas Trunojoyo Madura
Indonesia Go to Open Source
Grow Open Source on Campuss
Kelompok Belajar Open Source Trunojoyo (KLOBOT)
By ping’s
Jumlah Alamat IP seluruh dunia
Bila Alamat IP terdiri dari 4 bilangan biner, dimana setiap bilangan biner
memiliki 8 bits, maka jumlah maksimal setiap bilangan biner adalah:
11111111 = 255
Jadi jumlah alamat IP yang dibagikan ke pemakai jaringan internet diseluruh
dunia adalah :
255 x 255 x 255 x 255 = 4.228.250.625
Kelas Alamat IP
Untuk mempermudah pembagian Alamat IP, maka alamat IP dikelompokkan
dalam kelaskelas.
Pembagian kelas berdasrkan 2 hal, yaitu:
• Network ID
• Host ID
Maka
Netmask default Kelas A : 255. 0. 0. 0
Netmask default Kelas B : 255.255.0.0
Netmask default Kelas C : 255.255.255.0
Ciri–ciri Kelas pada alamat IP
Perhatikan Oktet kesatu (8 bit)
Kelas A 00000000 s/d 01111111 = 0 s/d 127
Kelas B 10000000 s/d 10111111 = 128 s/d 191
Kelas C 11000000 s/d 11011111 = 192 s/d 223
Contoh:
Universitas Trunojoyo Madura
Indonesia Go to Open Source
Grow Open Source on Campuss
Kelompok Belajar Open Source Trunojoyo (KLOBOT)
By ping’s
113. 126. 15. 36 ( Kelas A )
161. 117. 18. 36 ( Kelas B )
202. 159. 36. 131 ( Kelas C )
Bilangan oktet terdepan ada pada range kelas.
Subneting
Suatu teknik untuk memperbanyak network ID, bila sebuah perusahaan hanya
memiliki 1 buah network ID, maka network ID nya dapat diperbanyak sesuai
kebutuhan organisasi.
KELAS C
Format Format Slash Addres/host yang tersedia
255.255.255.0 /24 256
255.255.255.128 /25 128
255.255.255.192 /26 64
255.255.255.224 /27 32
255.255.255.240 /28 16
255.255.255.248 /29 8
255.255.255.252 /30 4
Contoh : Sebuah perusahaan memiliki Network IP 192.168.0.1 dengan Subnet
mask 255.255.255.240
 Hitung jumlah subnetting yang bisa dilakukan ?
 Jumlah Host per subnet
 Blok Subnetnya
 Network addres dan Broadcastnya
Universitas Trunojoyo Madura
Indonesia Go to Open Source
Grow Open Source on Campuss
Kelompok Belajar Open Source Trunojoyo (KLOBOT)
By ping’s
Jawab:
1. Rumus Subnet max
(2x , Dimana X adalah jumlah binary 1 pada oktet terakhir subnet mask)
* pada kelas B yang dihitung adalah 2 oktet terakhir dan pada kelas C yang dihitung 3 oktet terakhir.
Subnet mask 255.255.255.240 /28 IP 192.168.0.1 (Kelas C)
Dalam bentuk biner :
11111111.11111111.11111111.11110000
Maka X = 4 jadi Subnetting yang bisa dilakukan adalah 24 = 16
2. Host Yang tersedia dapat dihitung dari CIDR nya (/28) dimana Oktet terakhir
(pada kelas C) ,pada kasus ini 255.255.255.240 /28 oktet terakhirnya adalah 240
Maka rumusnya adalah (256 – Jumlah decimal akhir pada subnet mask)
256 – 240 = 16
Atau dengan cara lain yaitu dengan menghitung binary 0 pada oktet terakhir
(kebalikan dari rumus subnet mask)
(2y , Dimana Y adalah jumlah binary 0 pada oktet terakhir subnet mask)
* pada kelas B yang dihitung adalah 2 oktet terakhir dan pada kelas C yang dihitung 3 oktet terakhir.
Subnet mask 255.255.255.240 /28 IP 192.168.0.1 (Kelas C)
Dalam bentuk biner :
11111111.11111111.11111111.11110000
Maka Y= 4 jadi Subnetting yang bisa dilakukan adalah 24 = 16
3. Blok Subnetnya adalah 16 , 32 , 48 ,64, 80, 96, . . . . .. .
Universitas Trunojoyo Madura
Indonesia Go to Open Source
Grow Open Source on Campuss
Kelompok Belajar Open Source Trunojoyo (KLOBOT)
By ping’s
4.
Subnet 192.168.0.1 192.168.0.17 192.168.0.33 192.168.0.49
Network
addres
192.168.0.1 192.168.0.17 192.168.0.33 192.168.0.49
Host
Terakhir
192.168.0.15 192.168.0.31 192.168.0.47 192.168.0.63
Broadcast 192.168.0.16 192.168.0.32 192.168.0.48 192.168.0.64

BaCaa TRRuUusSss

Kamis, 25 September 2008

Panduan Menggunakan mIRC



Panduan yang yang dijelaskan di bawah ini dengan catatan bahwa mIRC telah terinstall dan telah disetting

Berikut urutan panduan pengunaannya:

1. Membuka aplikasi mIRC dengan me-nglick 2 kali ikon mIRC pada desktop atau dengan membuka di Start, Program kemudian cari mIRC (dapat dilihat pada Gambar 1)

Gambar 1

2. Setelah membuka aplikasi mIRC yang pertama kali muncul adalah seperti gambar di bawah ini(dapat dilihat Gambar 2)


Gambar 2

Pada gambar diatas telah ditunjukan bahwa neet mIRC telah di setting sesuai denga nama sekolah yang menggunakannya. Seperti pada contoh diatas SMPN 1 Denpasar yang digunakan sebagai contoh. Setingan Full Name, Nickname Email Address dan Alternative disesuaikan dengan nama sekolah. Pastikan juga pada bagian Inviseble mode-nya telah dicentangi dengan tanda rumput.

3. Setelah itu juga harus dilihat settingan servernya apakah sudah sesuai. Pastikan mIRC Servernya sudah Cyber School. Settingan server ini sama untuk semua sekolah. (dapat dilihat Gambar 3)


Gambar 3

4. Jika semuanya sudah benar maka tinggal klik connect to server. Jika konek ke server telah sukses maka dilanjutkan dengan pemilihan chanelnya misalnya #Siswa, #Guru dan # Dinas. Caranya dengan memilih menu Favorites kemudian tinggal pilih di chanel mana kita mau masuk. (dapat dilihat Gambar 4)


Gambar 4
5. Selanjutnya jika sudah masuk ke chanel sesuai keinginan , maka kita dapat melihat siapa saja yang online di pojok kanan atas. Dan kita dapat melakukan chating dengan siapa saja yang online di sana.

Bercakap-Cakap Secara pribadi

mIRC mampu bercakap-cakap pada saluran publik, mIRC juga mengijinkan anda untuk bercakap-cakap secara pribadi dengan seseorang. Jika anda pada suatu saluran, dan anda melihat seseorang yg sering anda ajak bercakap-cakap, anda dapat click dua kali pada nama yang terdapat pada listbox dan suatu jendela query pribadi akan terbuka. Anda bisa mulai bercakap-cakap secara pribadi kepada mereka melalui jendela query. Sebagai alternatif, kamu dapat klik kanan mouse pada nama di listbox dan suatu popup menu akan nampak dengan berbagai pilihan, salah satunya adalah untuk membuka suatu jendela query pribadi kepada orang yang anda pilih di listbox nama.

BaCaa TRRuUusSss

Selasa, 23 September 2008

Setting Switch Catalyst Cisco

Gambar Topology VLAN

Langkah-langkah di Catalyst Switch 1924:
Switch#config t
Switch(config)#vlan 10
Switch(config)#vlan 20
Switch(config)#interface e0/1
Switch(config-fi)#vlan-membership static 10
Switch(config-if)#interface e0/2
Switch(config-if)#vlan-membership static 10

Switch(config-if)#interface e0/4
Switch(config-if)#vlan-membership static 20
Switch(config-if)#interface e0/5
Switch(config-if)#vlan-membership static 20
Switch(config-if)#interface fastethernet0/26
Switch(config-if)#Trunk On
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#ip default gateway 10.1.1.1
Switch(config)# ip add 10.1.1.2 255.255.255.0
Langkah-langkah di Router ICT:
Router-ICT(config)#interface f0/0
Router-ICT(config-if)#description Terhubung ke Switch
Router-ICT(config-if)#exit
Router-ICT(config)#interface f0/0.1
Router-ICT(config-subif)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 1
Router-ICT(config-subif)#exit
Router-ICT(config)#interface fastethernet0/0.10
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 10
Router-ICT(config-subif)#ip address 10.22.77.130 255.255.255.0
Router-ICT(config-subif)#exit
Router-ICT(config)#interface fastethernet0/0.20
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 20
Router-ICT(config-subif)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0

BaCaa TRRuUusSss

Konfigurasi Router Cisco

Komponen Dasar Router Cisco

Sebelum kita mulai melakukan setup konfigurasi router Cisco, langkah awal yang perlu kita ketahui adalah mengenal komponen dasar router Cisco. Sekalipun cisco memiliki berbagai model seperti 1600, 1750 sampai dengan model 7500, namun memiliki komponen dasarnya yang sama.



Prosesor

Seperti juga komputer, router Cisco memiliki prosesor alias central processing unit (CPU). Antara satu jenis router dengan router lainnya mungkin memiliki prosesor yang berlainan. Contoh prosesor yang dipergunakan oleh Cisco misalnya prosesor Motorolla 68030.
Memori

Ada 4 jenis memory pada router Cisco

· Read only Memory (ROM)

· Flash memory

· Random access memory (RAM)

· Non volatile RAM (NVRAM)

Seperti juga pada komputer, ROM pada router Cisco berisi program standar yang akan otomatis dijalankan pertama kali ketika dilakukan proses booting up. Program standar yang dimaksudkan adalah bukan IOS. Namun demikian pada beberapa jenis Cisco, di dalam ROM telah terdapat IOS yang lengkap, yang dapat dipergunakan pada kondisi darurat dimana IOS yang seharusnya ada tidak dapat bekerja denganbaik

Flash memory berfungsi untuk menyimpan IOS yang merupakan sistem operasi dari router Cisco.

RAM dipergunakan oleh router cisco untuk berbagai keperluan pemrosesan seperti buffering, temporary storage dan lain sebagainya

NVRAM berfungsi untuk menyimpan konfigurasi yang akan dibaca oleh IOS ketika router Cisco melakukan proses boot

Interface

Beberapa jenis interface yang disediakan oleh router Cisco antara lain:
· Ethernet
· Fast ethernet
· Token ring
· FDDI
· Low speed serial
· Fast serial
· ISDN BRI
Di dalam IOS, interface menggunakan format nama dan nomor, dimana nomornya dimulai dari nol (0). Namun demikian sintaks dari penamaan tersebut berbeda-beda tergantung dari jenis routernya.

Pada router cisco dimana modul interfacenya adalah tetap, misalnya router jenis 2500 series, maka sistem penamaanya adalah sebagai berikut:
Interface
Urutan Port
Nama interface
Serial
1 Serial0
Serial
2 Serial1
Serial
3 Serial2
Serial
4 Serial3
Tabel 3.1: penamaan interface dengan modul tetap
Pada router jenis lainnya seperti 7500 series dimana terdapat beberapa slot, maka sistem penamaannya adalah sebagai berikut:
Interface
Slot
Urutan Port
Nama interface
Ethernet
5
1
Ethernet5/0
ethernet
5
2
Ethernet5/1
Tabel 3.2: penamaan interface dimana memiliki banyak slot
Pada router yang memiliki modul khusus seperti router Cisco 7500 series dengan modul Versatile Interface Processor di mana pada modul tersebut terdapat ethernet, maka sitem penamaannya menjadi lebih repot lagi. Misalnya Ethernet4/0/1 artinya adalah ethernet kedua pada port adapter pertama di dalam slot 4
Port Console

Semua router Cisco memiliki sebuah port console pada bagian belakangnya. Port console akan berfungsi sebagai gerbang akses komunikasi langsung ke dalam router Cisco. Standar port console menggunakan koneksi serial asynchronous EIA/TIA-232 atau lebih dikenal dengan sebutan RS-232.

Konektor fisik dari port console sendiri tergantung dari jenis routernya. Untuk router kelas kecil menengah umumnya menggunakan konektor jenis RJ45, sedangkan untukkelas yang lebih besar umumnya menggunakan DB25 sebagai konkeotrny.

Auxiliary port

Sebagian besar router Cisco memiliki port auxiliary. Seperti juga pada port console, port auxiliary menggunakan standar koneksi serial asynchronous EIA/TIA-232 untuk komunikasi langsung ke router Cisco. Port auxiliary sendiri lebih sering dipergunakan untuk alternatif akses langsung ke router cisco melalui modem, misalnya pada kondisi dimana network path dari router terganggu, maka administrator dapat memanfaatkan mengakses router Cisco melalui modem yang terkoneksi pada port auxiliary.

File konfigurasi

Seperti dijelaskan sebelumnya, ada 2 jenis konfigurasi IOS, yaitu:
· Konfigurasi yang sedang running dan menetap pada RAM
· Konfigurasi startup dan menetap pada NVRAM

Kita dapat melakukan perubahan setiap saat pada konfigurasi IOS yang sedang aktif atau running. Dampak atas perubahan pun langsung terjadi seketika. Tetapi jangan lupa, setiap perubahan pada konfigurasi yang sedang running harus di simpan di dalam NVRAM sebagai konfigurasi startup

Melakukan konfigurasi Router Cisco dari PC

Jika anda bermaksud untuk mengkonfigurasi router cisco dari PC, maka anda perlu software komunikasi yang disebut software terminal emulasi. Melalui software ini anda dapat mengirimkan perintah-perintah Cisco ke dalam router cisco Anda. Oh, Anda tidak usah repot-repot membeli software terminal emulasi, karena biasanya sudah ada di dalam PC Anda

PC Operating System
Software
Windows 95, 98, Windows NT
HyperTerminal (included with Windows software)
Windows 3.1
Terminal (included with Windows software)
Macintosh
ProComm, VersaTerm (supplied separately)

Selanjutnya untuk dapat berkomunikasi dan mengakses router cisco, anda harus masih perlu melakukan setup terhadap software terminal emulasi sebagai berikut:

· 9600 baud
· 8 data bits
· No parity
· 1 stop bit
· No flow control

Sebenarnya ada juga cara lain tanpa harus menggunakan software emulasi di atas, yaitu melalui aplikasi telnet. Syaratnya adalah router cisconya harus sudah di setup dan memiliki nomor IP. Aplikasi telnet sendiri biasanya juga sudah tersedia di dalam windows Anda.

Memahami mode perintah

Cisco mengenal aneka mode perintah. Pada masing-masing mode memiliki tujuan dan perintah yang berbeda satu sama lainnya. Perhatikan tabel berikut ini


Mode


Metode Akses


Bentuk Prompt


Metode Exit


Keterangan1

User EXEC


Session awal router cisco



router>


Ketik perintah logout


Gunakan mode ini untuk

* Change terminal settings.
* Perform basic tests.
* Display system information.
Privileged EXEC
Masukkan perintah enable pada mode user EXEC
1700#
* Untuk exit dari privileged EXEC mode ke user EXEC mode, ketikkan perintah disable
* Untuk masuk ke global configuration mode, ketikkan perintah configure.

Gunakan mode ini untuk:
* Konfigur parameter operasional router
Global configuration
Untuk masuk ke global configuration mode, ketikkan perintah configure
1700(config)#
* Untuk exit ke privileged EXEC mode, ketik perintah exit atau command, atau ketik Ctrl-Z.
* Untuk masuk ke mode konfigurasi interface, masukkan perintah interface.
Gunakan mode ini untuk mengkonfigurasi parameter yang akan berdampak pada router secara keseluruhan

. Interface configuration
Masukkan perintah interface

. 1700(config-if)#
* Untuk kembali ke mode konfigurasi global, ketik perintah end
* Untuk ke privileged EXEC mode, masukkan perintah exit atau Ctrl-Z.
* Ke sub interface dengan perintah interface
Gunakan mode ini untuk meng-konfigur parameter yang beragam bagi interfface seperti:

* Ethernet interface.
* Serial interface.
* ISDN interface.

Router configuration
Masukkan perintah yang bersesuaian
1700(config-Router)#
* Untuk kembali ke mode konfigurasi global, ketik perintah end
* Untuk ke privileged EXEC mode, masukkan perintah exit atau Ctrl-Z.
Gunakan mode ini untuk mengtkonfigurasi IP routing protocol, misalnya.
Line configuration
Ketik perintah line vty di mode konfigurasi global
. 1700(config-line)#
* Untuk kembali ke mode konfigurasi global, ketik perintah end
* Untuk ke privileged EXEC mode, masukkan perintah exit atau Ctrl-Z.

Gunaka mode ini untuk melakukan konfigurasi terminal

Masih bingung soal penggunaan mode perintah ? mari kita mulai saja menggunakan Cisco !
Mulai menggunakan Cisco

Untuk memulai melakukan perubahan konfigurasi pada Cisco maka kita harus berada dalam mode perintah konfigurasi. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk masuk ke dalam mode perintah konfigurasi dengan menggunakan emulasi terminal pada PC yang terhubung ke port console dari router Cisco

Setelah router di boot up, biasanya akan ditampilkan pertanyaan seperti di bawah ini, jawab saja dengan No:

Would you like to enter the initial configuration dialog [yes] : no
.
. router>
perhatikan, prompt awal router adalah router> atau sering disebut mode user EXEC. Kira-kira seperti mode $ pada sistem operasi UNIX lah. Mode router> seperti $ di sistem Unix. Mode ini dipergunakan sebagai prompt user pertama kali masuk router cisco. Biasanya dipakai oleh operator atau user biasa lainnya untuk keperluan basic test dari router ke perangkat lainnya, seperti ping dan telnet.

Tambahan, router> merupakan parameter yang dapat kita ubah sesuai dengan keinginan kita seperti prompt pada DOS.
Router>
1600>
1700>
pada mode user EXEC terdapat banyak perintah yang tersedia. Nah untuk melihat syntax dari perintah tersebut dapat menggunakan perintah help yang tersedia sebagai berikut:
router> ?
hmm, hasilnya adalah list perintah yang dapat kita pakai, misalnya ping, telnet dll.
Untuk mengetahui bagaimana syntax dari perintah tersebut, maka dapat digunakan perintah sederhana berikut:
Router> s?
Router> show ?
Router>show conf?
Ingat, di dalam cisco system kita dapat me-ringkas perintah seperti di contohkan di atas, yaitu show configuration cukup dipanggil, misalnya perintah show configuration menjadi sh conf.
Selanjutnya mengingat pentingnya fungsi perubahan konfigurasi, biasanya untuk masuk ke mode perintah konfigurasi selalu ditanyakan passwordnya. Berikut ini cara masuk ke mode perintah konfigurasi.
1700> enable
password: ******
router #
Sepintas lalu seperti perintah untuk menjadi administrator pada Unix, yaitu menggunakan perintah su. Dan memang seperti itulah kira-kira kegunaan prompt router #
Kemudian apabila kita akan memulai melakukan modifikasi terhadap konfigurasi, maka yang yang harus kita lakukan adalah masuk ke dalam mode konfigurasi
Router# configure terminal
Router (config) #
Siap deh untuk memakai konfigurasi cisco system.
Jangan lupa sesudah melakukan setting konfigurasi, dilakukan penyimpanan data alias save konfigurasi. Adapun caranya ada beberapa cara, antara lain:
Router# copy running-config startup-config
Building configuration . . .
Well, kita tunggu beberapa saat untuk menyimpan konfigurasi ke NVRAM. Selanjutnya setelah konfigurasi disimpan, biasanya terdapat layar konfirmasi sebagai berikut:
[OK]
router#


BaCaa TRRuUusSss

Jumat, 19 September 2008

Tebak-Tebakan

Hewan apa yang paling tidak sopan? (kutu, soalnya suka nginjak nginjak kepala) ——————–



Lutung apa yg suka nungguin di terminal? (lutungguin aja gue di terminal) ——————–



Panda apa yg paling manis,paling imut,paling ngegemesin dan gak ngebosenin? (pandangin gue aja sampai loe puas) ——————–



Diatas senang, ditengah tegang, dibawah kesakitan, hayo apa? (orang mancing ikan) ——————–



Nembak lantai kena hidung, hayo apa? (kentut) ——————–



Hewan apa yg namanya cuma 2 huruf? (u dan g)
——————–



Hewan apa yg namanya cuma 1 huruf? (i-kan, g-ajah) ——————–



Burung apa yg sukanya nempel di dinding? (burung garuda pancasila) ——————-



Mengapa anak babi jalannya nunduk? (soalnya malu, masih kecil sudah jadi babi) ——————–



Ayam apa yang paling besar? (ayam semesta)
——————–



Siapa artis yg paling tinggi di Indonesia? (lulu tebing dan jeremy monas) ——————–


Bakso apa yg baunya wangi? (baksona roll on deodorant) ——————–



Bebek apa yg terkenal dan bisa nyanyi? (bebekstreet boys) ——————–



Apa singkatan dari cemilan? (cebelum cepuluh cecudah delapan) ——————–



Emping apa yg dipakai untuk ujian UMPTN? (empingsil 2b) ——————–



Daun apa yangg lucu dan bisa buat kita ketawa? (dauno,kasino,indro) ——————–



Kenapa babi bau banget? (karena keteknya ada 4) ——————–



Kenapa ayam kalo berkokok matanya merem? (karena udah hapal teksnya) ——————

BaCaa TRRuUusSss

anekdot2

Resiko punya suami programer..hehe

Sebelum memutuskan untuk menikah dengan IT Guys pikir dulu masak-masak.. Kasih kecap dan penyedap rasa terus aduk ampe merata. Nih..perhatikan baik-baik
percakapan antara seorang istri dengan suaminya, seorang Software
Engineer:<

Suami: (Pulang telat dari kantor) “Selamat malam sayang,
sekarang saya logged in.”

Istri: Apakah kamu bawa oleh-oleh yang aku minta?


Suami: Bad command or filename.
Istri: Tapi aku bilangnya dari tadi pagi!
Suami: Errorneous syntax. Abort?
Istri: Trus, bagaimana tentang beli televisi baru?
Suami: Variable not found…
Istri: OK deh, kalo gitu aku minta kartu kreditmu. Aku mau belanja
sendiri aja.

Suami: Sharing Violation. Access denied…
Istri: Apakah kamu lebih mencintai komputer daripada aku? Atau kamu
hanya main-main saja?

Suami: Too many parameters…
Istri: Itu kesalahan terbesar kalo saya menikahi orang “idiot”
sepertimu.

Suami: Data type mismatch.
Istri: Kamu tidak berguna.
Suami: It,s by Default.
Istri: Bagaimana dengan gajimu?
Suami: File in use… Try later.
Istri: Kalo gitu apa posisiku di keluarga ini?
Suami: Unknown Virus.

BaCaa TRRuUusSss
 
© free template by Blogspot tutorial